top of page
Writer's pictureMuhammad Nadhif Kurnia

The Willow Project: Sebuah Proyek yang Ganas bagi Lingkungan

Gambar: CNN


Apa sih Willow Project itu?


Dilansir dari Associated Press, Willow Project merupakan sebuah proyek pengeboran minyak di Alaska, Amerika Serikat yang diinisiasikan oleh ConocoPhillips. Willow Project baru-baru ini diberi persetujuan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden dan merupakan salah satu proyek pengeboran terbesar (atau bahkan terbesar) di sejarah Amerika Serikat. Proyek ini diharapkan bisa memproduksi minyak bumi hingga 180.000 barel minyak per harinya, atau setara dengan kira-kira 1,5% dari total produksi minyak bumi Amerika Serikat. Angka yang sangat besar, apabila kita mengingat bahwa Amerika Serikat menjadi negara produsen minyak bumi terbesar di dunia pada menurut data pada 2021 lalu.


“Ganas” bagi Lingkungan


Mungkin banyak dari kita juga sudah mengetahui bahwa bisnis dari minyak bumi, mulai dari pengeboran, pengolahan, hingga ke tahap penggunaan oleh konsumen menjadi salah satu faktor terjadinya kerusakan lingkungan hingga kesehatan manusia. Berdasarkan jurnal yang berjudul “Environmental Impacts of Oil Industry: An Overview of the Impacts and Source Management” oleh Noor (2021), dampak dari produksi minyak dan gas bumi terhadap lingkungan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa hal, yakni:


  1. Dampak suara, seperti pada saat proses pengeboran, pemompaan, hingga penggunaan kendaraan-kendaraan yang digunakan oleh masyarakat yang menggunakan bahan bakar minyak.

  2. Dampak terhadap kualitas udara, yakni adanya berbagai senyawa yang terkandung di dalam emisi yang dihasilkan seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, benzena, ataupun hidrokarbon aromatik polisiklik.

  3. Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan, seperti kematian pekerja akibat kecelakaan kerja, ledakan ataupun kebakaran yang bisa menyebabkan masyarakat dalam bahaya (seperti kejadian pada kebakaran Depo Pertamina di Jakarta), hingga dampak buruk kesehatan serius jangka panjang yang disebabkan oleh udara dan air yang terkontaminasi.

  4. Dampak terhadap ekosistem, seperti tumpahan minyak di lautan yang bisa merusak ekosistem laut. Tumpahan minyak atau bahan kimia lainnya bisa merusak organ-organ yang dimiliki hewan seperti, ginjal, hati, hingga otak.



Apabila kita kembali ke konteks Willow Project, para aktivis lingkungan menentang proyek ini dengan alasan akan merusak alam belantara Alaska dan tentunya akan mempengaruhi perubahan iklim. Terlebih lagi, Alaska menjadi salah satu habitat berbagai tanaman dan hewan endemik, seperti caribou, beruang grizzly, hingga bison.


Sebagai penjelasan tambahan, kamu bisa nonton video singkat dari Reuters ini:



Sebuah Bukti Inkonsistensi Amerika Serikat


Willow Project menjadi bukti inkonsistensi Amerika Serikat terhadap perwujudan konservasi lingkungan yang berkelanjutan. Dilansir juga dari Associated Press, pemerintahan Joe Biden bisa dikatakan menelan ludah sendiri karena Joe Biden mengingkari janjinya sendiri soal goal untuk memotong emisi karbon yang menciptakan planet-warming pada tahun 2030 dan beralih ke energi yang bersih. Apabila mengacu laporan yang dipublikasikan oleh European Commission yang berjudul “CO2 Emissions of All World Countries” pada tahun 2022, Amerika Serikat menjadi negara yang menghasilkan emisi CO2 terbesar kedua di dunia, di bawah Republik Rakyat Tiongkok. Pengingkaran janji dirinya sendiri, memungkinkan Amerika Serikat akan kesulitan untuk turun dari posisi tersebut.


Transisi Energi Tetap Menjadi Jawaban


Kita mulai dari kapitalisme versus konservasi lingkungan (di mana Amerika Serikat menjadi negara yang menerapkan kapitalsime secara total). Bicara soal kapitalisme dan juga konservasi lingkungan bagaikan mencampurkan minyak dengan air, alias tidak bisa menyatu satu sama lain. Negara-negara kapitalis lebih memprioritaskan bagaimana negara tersebut memiliki modal atau kekayaan terbesar sehingga bisa menjadi pemimpin dunia, layaknya Amerika Serikat saat ini. Mereka beranggapan bahwa seluruh sumber daya yang ada di muka bumi ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pembangunan negara. Memang pandangan ini ada benarnya, tapi alangkah baiknya dapat lebih menyeimbangkan antara agenda pembangunan dan juga agenda konservasi lingkungan.


Berdasarkan data-data mengenai dampak dari produksi gas dan minyak bumi (salah satu faktor utama kerusakan lingkungan) di atas, sudah seharusnya Amerika Serikat atau leading countries lainnya (yang katanya menjadi trendsetter pembangunan dunia) bisa memberikan contoh kepada negara-negara lain untuk menjadi garda terdepan dalam perwujudan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Memiliki sumber daya yang melimpah, baik itu keuangan, sumber daya manusia, hingga teknologi, seharusnya bisa menciptakan agenda pembangunan yang sifatnya lebih berkelanjutan. Dalam konteks kasus Willow Project ini, negara-negara yang termasuk leading countries bisa mulai untuk memprioritaskan transisi energi, dari energi kotor menjadi energi yang lebih bersih, alih-alih mendapatkan kapital sebesar-besarnya tetapi memiliki potensi untuk “mencelakakan” makhluk hidup termasuk manusia.


Mungkin, kalian yang membaca artikel ini akan berpikir “ah, jawaban akan transisi energi hanyalah omongan belaka dan tidak inovatif”, tetapi, penulis berpendapat bahwa belum ada alternatif lain untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dari segi konteks pembahasan Willow Project ini ataupun permasalahan lingkungan yang disebabkan dari produksi gas dan minyak bumi. Menurut penulis, lebih baik lakukan sesuatu yang sudah ada jawabannya di depan mata dan konsisten dalam melakukannya, dibandingkan harus mencari jawaban lain yang belum ada kepastian.


Referensi


Bohrer, Becky, et. al. 2023. Alaska’s Willow Oil Project is Controversial. Here’s Why. Diakses dari https://apnews.com/article/alaska-oil-drilling-biden-environment-climate-c39147c8ae1797aab9cb27219bf92675


European Commission. 2022. CO2 Emissions of All World Countries. Diakses dari https://edgar.jrc.ec.europa.eu/booklet/CO2_emissions_of_all_world_countries_2022_report.pdf


Noor, Muhammad Asyriq Mukmin bin Mohd. 2021. Environmental Impacts of Oil Industry: An Overview of the Impacts and Source Management.

Environmental Management. Johor: Penerbit UTHM.


United Nations. Five Ways to Jump-Start the Renewable Energy Transisition Now. Diakses dari https://www.un.org/en/climatechange/raising-ambition/renewable-energy-transition?gclid=CjwKCAjw5dqgBhBNEiwA7PryaBjusYFMUFv0NzQV46o-jwomfYBHDDhUJv83fNi9LUAqFaCwpxdJPhoCykcQAvD_BwE


23 views0 comments

Commentaires


    bottom of page